Sampai Kapan ?
Segala puji hanya bagi Allah Rabbul Alamin, sholawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rosul-Nya, para sahabtnya serta orang-orang yang mengikuti sampai hari kiamat Allah Ta’ala berfirman :
“Mereka menipu Allah dan orang-orang yang beriman,padahal mereka itu tidak menipu kecuali terhadap diri meraka sendiri sedangkan mereka tidak menyadari (nya)” (Al-Baqarah:9)
Bila kita membaca siroh para nabi, kita diliputi keheranan kenapa kaum mereka umumnya menolak kebenaran yang di bawa oleh Allah dan justru malah menganggap kemusyrikan dan kesesatan yang mereka anut sebagai kebenaran dengan berbagai macam alasan.
Begitu juga kaum musyrikin quburiyyin (para penyembah kubur yang mereka keramatkan) yang mengaku muslim baik dahulu maupun sekarang, mereka menganggap apa yang mereka anut sebagai kebenaran dengan berbagai alasan yang di buat-buat, kadang dari Al-Qur’an yang mereka pelintirkan maknanya, dan kadang dari hadist shohih yang mereka selewengkan maksudnya, dan banyak dari hadist-hadist palsu yang dibuat-buat oleh ulama kaum musyrikin. Kita geleng-geleng kapala sampai pada saat itu syaitan menyesatkan manusia. “begitulah orang-orang kafir itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan” (Al-Anam 122). “Maka tatkala mereka berpaling( dari kebenaraan), Allah memalingkan hati mereka (As-Shaff : 5). “ Begitu juga pada masa ini bermunculan “du’at di atas pintu-pintu jahanam” yang “ Mereka itu dari golongan kita” yaitu penampilan luarnya islam “dan berbicara dengan lisan-lisan kita” 1 yaitu dengan menggunakan dalil – dalil Al-Qur’an dan As-Sunnah yang mereka selewengkan maksudnya dalam langka melegalkan dan bahkan menganggap maslahat dan bahkan mewajibkan masuk dalam kubangan syirik demokrasi dan duduk sebagai tuhan jadi-jadian di dalam parlemen yang banyak manusia terpesona dengan sebagaimana Banu Israil terpesona dengan patung sapi mas buatan samiri. Bila saja kemusyrikan dilakukan walaupun tidak disertai perbolehan adalah pelakunya musyrik kafir,maka bagaimana bila di sertai pelegalan, pengajakan manusia kepadanya, dan bahakan pengwajiban ? Apalagi bila di sertai penilaian sesat kepada du’at Tauhid yang mengajak manusia berlepas diri dari ajakan syirik ini ? itulah iftiraul kadzib ‘alallah (berdusta atas nama Allah) yang palakunya di vonis dzalim “Dan siapakah yang yang lebih aniaya daripada orang-orang yang mengadakan kedustaan terhadap Allah atau mendustakan yang tatkala yang hak itu akan datang kepadanya ? Bukankah dalam ada-adakan kedustaan terhadap Alllah atau mendustakan ayat-ayatnya ? Sesungguhnya orang-orang yang aniaya itu tidak mendapat keberuntungan”(Al-Anam : 21) Divonis sebagai mujrimun (para pendosa atau penjahat) “maka siapakah yang lebih aniaya dari pada orang yang mengada-ada suatu kedustaan terhadap Allah atau mendustakan ayat-ayatNya ? Sesungguhnya tidaklah beruntung orang-orang yang berbuat dosa itu” (Yunus : 17 ) dan divonis kafir “Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kedustaan terhadap Allah atau mendustakan yang tatkala yang hak itu datang kepadanya? Bukankah dalam neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang kafir” (Al-Ankabut : 68)” Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat
1 Ini semua dari potongan hadist Muttafaq’alaih dari Hudzaifah
Dusta terhadap Allah dan mendustakan kebenaran ketika datang kepadanya? Bukankah dalam neraka Jahannam tersedia tempat tinggal bagi orang-orang yang kafir”(Az_Zumar 32) divonis sombong karena menolak kebenaran itu “Dan pada hari kiamat kamu akan melihat orang-orang yang berbuat dusta terhadap Allah, mukanya menjadi hitam. Bukankah dalam neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri” (Az-Zumar : 60) Mereka sombong karena “sombong itu adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain” 2 mereka menolak seruan untuk berlepas diri demokrasi dan parlemenya dan mereka mencap para du’at tauhid itu adalah orang-orang bodoh yang tidak paham dakwah dan siasat, sehingga dengan sikap mereka ini mereka telah menghalangi manusia dari jalan Allah ta’ala (tauhid) dan menampakan tauhid yang di serukan para muwahhidin itu dalam gambaran yang bengkok lagi buruk yang tidak layak di ikuti, maka itu menambah point kekafiran mereka menjadi berlapis-lapis “Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah? Mereka itu akan dihadapkan kepada Tuhan mereka, dan para saksi[716] akan berkata: "Orang-orang inilah yang telah berdusta terhadap Tuhan mereka." Ingatlah, kutukan Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim, (yaitu) orang-orang yang menghalangi (manusia) dari jalan Allah dan menghendaki (supaya) jalan itu bengkok. Dan mereka itulah orang-orang yang kafir terhadap hari akhirat.”(Huud :18-19). Begitulah kekafiran melahirkan kekafiran yang lain dan maksiat melahirkan maksiat yang lain sebagai sangsi dari Allah ta’ala “Maka tatkala berpaling ( dari kebenaran ), Allah memalingkan hati mereka” (Ash-Shaff:5. Saat orang berada di dalam maksiat atau
2 Riwayat muslim dari Ibnu Mas’us
syirik sedangka dia mengetahui bahwa itu salah maka dia tidak tenang dan tidak percaya
diri, bila menyelewengkan dengan pelegalan dalil maka dia merasa tentram karena merasa hal yang boleh, apalagi bila menganggapnya sebagai ibadah yang utama atau wajib maka dia makin percaya diri, apalagi di tambah sanjungan manusia dan pengikut, limpahan uang gaji dan tunjangan dan fasilitas materi serba mudah, nikmat sekali mendapat pahala dari Allah ta’ala dan dapat kemudahaan dunia dari thaghut durjana ?! “
“Katakanlah :”Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan dusta terhadap Allah tidak beruntung.” (Bagi mereka) kesenangan (sementara) di dunia, kemudian kepada Kami-lah mereka kembali, kemudian kami rasakan kepada mereka siksa yang berat, di sebabkan kekafiran mereka” (Yunus 69-70) “Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta "ini halal dan ini haram", untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung. (Itu adalah) kesenangan yang sedikit, dan bagi mereka azab yang pedih” (An-Nahl 116-117). Kalian harus ingat bahwa al-haq itu adalah tetap al haq walaupun kalian menyebutnya kesesatan, dan syirik itu tetap syirik walaupun kalian mepolesnya dengan polesan yang menipu. Allah ta’ala tidak akan tertipu kalian dan orang-orang yang memahami laa ilaaha illallah juga tidak akan tertipu oleh kalian, yang kalian tipu itu hanya diri kalian dan orang-orang seperti kalian. “Duat di atas pintu-pintu jahanam, barangsiapa memenuhi ajakan mereka maka mereka menceburkanya ke dalamnya” 3 dan lagi tidak mengurangi sedikitpun dari dosa-dosa mereka 4 . kalian menjual ayat-ayat Allah ta’ala kepada para thaghut dan para
3 Hadist Muttafaq ‘alaih
4 Muslim dari Abu Hurairah
penganut agama demokrasi, semua itu kalian lakukan atas nama Allah ta’ala, kitab-Nya dan Rasul-Nya, kalian sama dengan ulama yahudi yang Allah firmankan : “Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka. Bagi mereka azab yang pedih. Sesungguhnya diantara mereka ada segolongan yang memutar-mutar lidahnya membaca Al Kitab, supaya kamu menyangka yang dibacanya itu sebagian dari Al Kitab, padahal ia bukan dari Al Kitab dan mereka mengatakan: "Ia (yang dibaca itu datang) dari sisi Allah", padahal ia bukan dari sisi Allah. Mereka berkata dusta terhadap Allah sedang mereka mengetahui” (Ali-Imran 77-78). Bandingkan posisikalian di parlemen atau jabatan-jabatan sistem hukum atau partai-partai yang berdemokrasi itu dengn dalil-dalil berikut :
Allah t’ala berfirman tentang millah ibrahim yang merupak inti ajaran para nabi “Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersamanya; ketika mereka berkata kepada kaum: "Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kalian dari daripada apa yang kalian sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)kalian dan telah nyata antara kami dan kalian permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja” (Al-Mumtahanah 4 ).sedangkan kalian malah bergandeng tangan dengan musyrikin democrat, mengikuti syirik agama demokrasi mereka, melegalkan masuk agama mereka dan menampakan persaudaraan dan hubungan mesra dengan mereka, maka apakah ini adalah millatul anabiya atau millatul aghbiya seperti kalian ?
Rasullullah shallallahu alaihi wasalam bersabda “Barang siapa mengucapkan la ilaaha illallah dan dia kafir terhadap segala yang ia ibadati selain Allah maka terjagalah darah dan hartanya, sedang perhitungannya atas Allah ta’ala”(H.R Muslim). Sedangkan kalian malah melegalkan peribadatan selain Allah yaitu penyandaraan wewenang pembuatan hukum kapada selain Allah ta’ala atau demokrasi
Waroqah ibnu Naufal berkata kepada Rasulullah Shallallagu a;aihi wa’ sallam diawal-awal menerima wahyu “Tidak seorangpun seorangpun datang seperti apa yang kamu bawa melainkan ia di musuhi”( Al Bukhari.) Sedangkan malah sebaliknya ,karena yang kalian bawa bukan ajaran Allah ta’ala melainkan ajaran iblis maka kalian mendapat uluran balik kecintaan dari mereka karena kesamaan tuhan yang kalian dan mereka sembah yaitu pancasila, nasionalisme, dan demokrasi "Sesungguhnya berhala-berhala yang kamu sembah selain Allah adalah untuk menciptakan perasaan kasih sayang di antara kamu dalam kehidupan dunia ini kemudian di hari kiamat sebahagian kamu mengingkari sebahagian (yang lain) dan sebahagian kamu mela'nati sebahagian (yang lain)”(Al Ankabut). Itu namanya persaudaraan dan kasih sayang atas dasar paghanisme, berebeda dengan sayang kaum mu’minin yang di bangun di atas iman (tauhid) dan amal shalih “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang”(Maryam 96)
Syaikh Abdurrahman Ibnu Hasan Alu Asy Syaikh rahimahullah berkata : [Ulama baik salaf maupun khalaf dari kalangan sahabat tabi’in para imam dan seluruh ahlus sunah telah ijma (sepakat) bahwa orang yang menjadi muslim kecuali dengan menyongsong dari syirik akbar, berlepas diri darinya dan dari para pelakunya, membenci mereka dan memusuhi mereka sesuai kadar kekuatan dan kemampuan, serta memurnikan amaln seluruhnya kepada Allah] (Ad Durar As- Saniyyah 11 : 545). Di mana posisi kalian dari syirik demokrasi ini ? jangan ilmu yang kalian miliki membuat kalian bangga diri sehingga menolak al-haq dan tauhid, jangan ilmu dan gelar yang kalian sandang menjadi sumber penyesatan banyak manusia, kalian tidak hebat dari Bul’am Ibnu Ba’ura yang diberikan keluasan ilmu, karamah dan doa mustajab namun kecenderungan kepada dunia telah hantarkan dia kepada kemurtaddan, ilmu menjadi bumerang bila tanpa hidayah. “Maka tatkala datang kepada mereka rasul-rasul (yang diutus kepadanya ) mereka dengan membawa keterangan-keterangan, mereka merasa senang dengan dengan ilmu yang ada pada diri mereka”(Ghafir 83), jadi kenapa heran terhadap kaum musyrikin dahulu saat melegalkan dan menganggap baik kemusyrikan, justru yang perlu di herankan diri kalian sendiri kenapa melegalkan masuk syirik demokrasidan parlemenya, padahal kalian paham bahasa arab, Al-Qur’an dan As-sunnah ada di rumah kalian dan bahkan kitab-kitab berjilid jilid di perpustakaan di mana kalian membaca firman-Nya ta’ala :“Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah” (Al An’am 57) “Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka”(Al Maidah : 49 ) “Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki”(Al-Maidah : 50) sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik (al An’am 12) “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti millah mereka.(Al-Baqarah 120) “Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka”(Al-Ahzab : 36) Surat ayat-ayat muhkamat lainnya yang tidak samar di mata dan telinga kalian “Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada”(Al Hajj 46) “Perumpamaan orang-orang yang di kumpuloakan kepadanya taurat, kemudian mereka tiada memikulnya seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal.(al-Jum’ah: 5). “ Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi Al Kitab), kemudian dia melepaskan diri dari pada ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaitan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat. Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing……….” (Al A’raf : 175-176) Begitulah syubhat pemahaman bila di campur syahwat dunia adalah merubah penilaian yang munkar menjadi ma’ruf dan yang ma’ruf menjadi munkar, Syaikh Muhammad Ibnu Abdil Wahhab rahimahullah berkata kepada seorang yang di anggap sebagai seorang ulama sekaligu sebagai qadli di mahkamah Syar’iyah di kota Riyadl dahulu yang membenarkan syirik kuburyang di lakukan ubbadul qubur:”Tapi kami ini orang yang bodoh lagi musyrik.”(Tarikh Nejed) dan kami katakan kepada ulama kaum musyrikin yang melegalkan syirik aturan (demokrasi uud, dan yang lainya)yang dilakukan Ubbadul Qushur wal Dustur masa sekarang : kalian adalah orang-orang bodoh lagi musyrik yang menyesatkan umat. “Hati mereka serupa” (Al Baqarah 118). “Apakah mereka saling berpesan tentang apa yang dikatakan itu. Sebenarnya mereka adalah kaum yang melampaui batas.”( Adz Dzaariyaat : 53 )
Kita beranjak kepada macam lain dari para du’at. Allah ta’ala berfirman “Dan janganlah kamu menjadi pembela bagi orang-orang yang khianat”((An Nisaa : 105) “Dan janganlah kamu berdebat (untuk membela) orang-orang yang mengkhianati dirinya. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang selalu berkhianat lagi bergelimang dosa”(An Nisaa :107). “Beginilah kamu, kamu sekalian adalah orang-orang yang berdebat untuk (membela) mereka dalam kehidupan dunia ini. Maka siapakah yang akan mendebat Allah untuk (membela) mereka pada hari kiamat? Atau siapakah yang menjadi pelindung mereka (terhadap siksa Allah) (An-Nisaa 109 )
Ayat-ayat ini dan yang beriringan denganya di turunkan berhubungan dengan pencurian yang di lakukan Thu’mah dan dia menyembunyikanya barang curian itu di rumah seorang yahudi. Thu’mah tidak mengakui perbuatanya itu dan dia malah menuduh bahwa yang mencuri adalah orang yahudi tersebut. Hal ini di ajukan keerabat-kerabat Thu’mah kepada Nabi Shalallahu ‘Alahi wa sallam dan mereka meminta beliau agar membela Thu’mah dan menghukum si yahudi, padahal mereka tahu bahwa yang mencuri itu adalah thu’mah, Nabi sendiri hampir-hampir memebenarkan tuduhan mereka terhadap si yahudi Dan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam di perintahakan meminta ampunan “dan memohonlah ampun kepada Allah”(An Nisaa: 106)
Kejahatan mereka adalah menuduh oranglain mencuri padahal mengetahui siapa pencuri sebenarnya, dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di tegur Allah ta’ala dengan teguran yangf keras karena sikapnya yang hampir membela mereka itu.
Kita melihat realita, kejahatan para thaghut pemerintah ini dan pengkhianatan mereka kepada Allah ta’ala dan Rasul-Nya dan Kaum Muslimin : mereka mencampakkan hukum Allah ta’ala menjungjung tinggi kekafiran dan kemusyrikan (pancasila, uud45, dan undang-undang turunanya) menyeberkanya melindungi dan melegalkan segala kemungkaraan, menindas kaum muslimin dan merusak agama dan moral mereka, menjarah kekayaan mereka dengan hukum kafirnya, mematikan Tauhid dan menghalangi penyebaranya serta mempersempit gerak para du’atnya sampai memenjarakan dan membunuhnya, serta segudang kejahatan dan sikap khianat mereka yang tidak samar terhadap siapapun apalagi terhadap para du’at. Semua itu menjadikan para thaghut itu pada deretan aimmatul kufri wa Ulil Kahmri yang haram di taati “Maka janganlah kamu mentaati orang-orang kafir”(Al Furqan : 52)” Dan janganlah kamu menuruti orang-orang yang kafir dan orang- orang munafik itu” (Al Ahzab 48 )” Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mentaati orang-orang yang kafir itu, niscaya mereka mengembalikan kamu ke belakang (kepada kekafiran), lalu jadilah kamu orang-orang yang rugi.”(Ali Imran 149) Yang berlaku atas firman Allah ta’ala “Maka perangilah para pemimpin kekafiran itu (At Taubah 12) dan hukum-hukumnya yang lainnya.
Namun munculnya kalangan dari kawan kelelawar malam yang tidak bisa melihat terangnya dalil dan realita dan hanya bisa melihat dalam kegelapan syubhat, kawanan yang menyandarkan dirinya kepada Manahaj Salaf sedang salaf berlepasdiri dari pemahaman mereka, pemahaman ytang menjadikan aimmatul kufri sebagai aimmatul muslimin dan menjadi Ulil Kahamri sebagai Ulil Amri, dimana sekuat tenaga dan dengan penuh ketulusan membela para thaghut murtad itu tanpa bayaran, pembelaan yang melebihi pembelaan para anshor thaghut dari kalagan tentara dan polisi,mereka utarakan hadist-hadist berikut takhijnya dan ucapan salaf ash shalih perihal para pemimpin islam kemudian mereka terapkan kepada para thaghut pengkhiatan yang siang malam memerangi Allah ta’ala dan ajaran-Nya. Mereka sematkan tuduhan Khawarij Mariqah kepada para Muwahhidin yang membangkang kepada ulil amri (maaf Ulil kahmri ) mereka dan tidak mustahil bila mereka di tanya : Mana yang lebih baik, apa pemerintah ini ataukah kelompok yang berlepas diri darinya, mengkafirkanya,memusihnya dan membangkang terhadapnya ? Tidak mustahil mereka menjawab bahwa pemerintah ini lebih baik daripada mereka karena pemerintah seketar dholim dan maksiat sedang mereka adalah khawarij yang bid’ah, sedangkan bid’ah adalah lebih buruk dari maksiat dan bahkan sebagian salaf mengkafirkan Khawarij !!!!! sama dengan jawaban Ka’ab Ibnu Asyraf al Yahudi saat di tanya kafir Quraisy, apakah Muhammad (shallallahu ‘alaihi wa Sallam) ataukah mereka yang lebih baik ?? Dia menjawab “Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bahagian dari Al kitab? Mereka percaya kepada jibt dan thaghut, dan mengatakan kepada orang-orang Kafir , bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman.”(An Nisaa : 51). Tidaklah aneh bila seperti itu, karena para pengklaim salafi itu menjadikan kekafiran akbar yang di anut para Thaghut dan anshornya hanya sekefar kufur ashghar atau kufrun duna kufrin yang tidak mengeluarkan dari islam dan tidak menghalalakan di neraka seraya mereka berdusta terhadap Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhum dengan menempatkan ucapanya bukan pada tempatnya, seolah kekafiran para thaghut itu dari satu pintu saja sehingga bisa di bela dengan cara dusta terhadap Ibnu Abbas, sikap mereka ini serupa dengan kaum yahudi yang mengklaim bahwa penyembahaan anak sapi itu kufrun duna kufrin yang tidak mengkekalkan di neraka “Dan mereka berkata: Kami sekali-kali tidak akan disentuh oleh api neraka, kecuali selama beberapa hari saja."(Al Baqarah 80) mereka mengatakan : kami tidak akan masuk neraka kecuali empat puluh hari lama peribdatan kami kepada anak sapi.
Kadang sebagian mereka mengakui bahwa yang dilakukan para Thaghut itu kufur akbar dan syirik akbar, namun mereka melarang mengkafirkan orang-orangnya dengan berbagai dalih yang rapuh yang di bisikan syaitan kepada mereka dengan tujuan tidak merubah para thaghut itu dari statusnya dari ulil kahmri-afasan, ulil amri mereka, kadang beralasan : mereka jahil atau belum tegak hujjah, ataukah masih shalat,atau mengucapkan syahadat atau takfir mu’ayyan hak ulama (yaitu ulama salaf karena selain mereka tidak dianggap ulama) dan syubhat-syubhat lain yang selalu datang bermunculan dengan wajah lain, yang intinya mendebat para muwahidin demi membela para thaghut durjana, menghalangi manusai dari jihad di jalan Allah ta’ala melawan para thaghut murtad dan untuk memebenarkan sikap qu’ud mereka, syaikh Muhammad Ibnu Abdil Wahhab rahimahullah berkata tentang orang-orang semacam mereka [ Maka barang siapa mendebat untuk memebela atau mengingkari terhadap orang-orang yang mengkafirkan mereka atau mengatakan bahwa perbuatan mereka ini memang bathil namun tidak mengeluarkan mereka kepada kekafiran, maka status orang yang mendebat untuk membela (para thaghut) ini adalah dia itu fasiq yang tidak di terima tulisanya dan kesaksianya…..](Ad Durar As- Saniyyah 10 : 53 ).Dan kefasiqan inilah yang banyak menghantarkan sebagian dari mereka kepada kekafiran dan kemurtaddan di kemudian hari yaitu tawalli kepada para thaghut itu berupa penganggapan mereka sebagian ulil amri yang wajib di taati,atau mengikuti dalam kekafiran mereka (seperti masuk parlemen atau ikut nyoblos dalam pemilu demokrasi padahal mereka paham hakikat demokrasi dan bahkan mengetahui hukumnya) ataukah membantu mereka dalam memberantas muwahhidin walau dengan lisan. Allah ta’ala berfirman : “Sekiranya mereka beriman kepada Allah, kepada Nabi (Musa) dan kepada apa yang diturunkan kepadanya (Nabi), niscaya mereka tidak akan mengambil orang-orang musyrikin itu menjadi auliya, tapi kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang fasik” (Al Maidah 81. Auliya adlah jamak wali yaitu pemimpin, penolong, pelindung atau sahabat karib, jadi karena kondisi kefasiqan mereka itulah yang menghantarkan kepada sikaf tawalliy kepada orang-oarng kafir, sehingga menyebabkan mereka murtad
Sadarlah kalian wahai salafi maz’um, jangan ikuti ulama pemerintah yang mengakaburkan al haq loyal kepada pemerintah thaghut saudi, dan ikuti ulama shalihin yang memusuhi pemerintah – pemerintah kafir dan mereka di ushui pemerintah karena sebab Tauhid al haqq, cari mereka !!!.
Matahari akan kembali bersinar walau untuk sementara di tutupi awan hitam yang tebal, sampai kapan
Samapi waktu yang Allah ta’ala kehendaki.
Abu Sulaiman
6 jumada ula 1429 H
Mahza’ Mudhlim